Christoper Colombus merupakan seorang pelayar terkenal asal Italia sekaligus dikenal sebagai penemu Benua Amerika. Hal tersebut membuat nama Christoper Colombus dijadikan hari libur nasional dan terdapat beberapa patung penghormatan di Amerika Serikat.
Namun, selama melaksanakan pelayaran mengarungi lautan, terdapat berbagai peristiwa yang dialami oleh Chistoper Colombus. Berikut ini terdapat beberapa peristiwa yang dialami oleh Christoper Colombus selama pelayaran, antara lain:
- Tewasnya 39 Orang
Pada hari natal 1942, Colombus melakukan pelayaran dengan menggunakan kapal Santa Maria dan membawa banyak kayu untuk membangun benteng yang disebut dengan Vila de la Navidad. Setelah 3 minggu kemudian, Colombus memutuskan untuk pergi mencari emas dan meninggalkan 39 orang kru kapal.
Setelah setahun kemudian, Colombus kembali ke La Navidad yang telah menjadi abu dan melihat 39 kru kapal telah tewas dikarenakan berkelahi satu sama lain. Namun, ada alasan lainnya, yaitu Colombus tidak puas dengan emas yang diberikan penduduk Taino, lalu orang Eropa menculik banyak orang untuk dijadikan budak, akhirnya penduduk Taino membunuh orang-orang Eropa dan membakar pemukiman kru kapal agar bisa menghentikan peristiwa tersebut.
- Fasilitas Pelayaran Buruk yang Menimbulkan Berbagai Penyakit
Colombus meninggal pada 1506 di usianya yang ke 54 tahun karena menderita artritis reaktif. Melalui penelitian dari Universitas Granada, artritis reaktif dapat menyebabkan serangan jantung, serta pekiraan penyakitnya dikarenakan keracunan makanan.
Namun, terdapat sebuah penelitian yang mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah satu-satunya penyebab Colombus meninggal, kemungkinan penyebab lainnya yaitu terjangkit Brucelosis atau infeksi yang menular ke manusia dari kambing, terkena bakteri dari peliharaan burung beonya, dan lainnya. Kapal-kapal pun tidak memiliki sanitasi dan banyak yang keracunan makanan.
- Terdapat Suatu Kelompok yang Membenci Colombus
Saat melakukan pelayaran, Colombus dan kru kapal menemukan Dunia Baru, tetapi telah ada penghuni disana, yakni kelompok Arawak yang baik dan ramah, serta kelompok Karibia yang dianggap kanibal. Orang Karibia tidak senang melihat kedatangan Colombus.
Setelah itu, Colombus mengamati bagaimana cara mereka melakukan sistem barter barang, lalu Colombus praktekkan setiap kali singgah ke suatu daerah untuk melakukan perdagangan barang dengan penduduk sekitar. Namun, setiap perdagangan yang dilakukan selalu berujung perkelahian.
- Menjadikan Penduduk Asli sebagai Budak
Sesaat melakukan perjalanan pulang dari dari Karibia, Colombus membawa 17 kapal yang memuatkan sekitar 1.200 orang agar dapat kembali ke beberapa pulau dan menangkap banyak penduduk asli yang akan dijadikan budak.
Kebaikan dari kelompok Arawak disalahartikan, sehingga Colombus mengurung sebanyak 1.500 orang Arawak di tahun 1495. Terdapat 200 orang yang meninggal karena kondisi pelayaran yang buruk, bagi budak yang selamat, mereka tidak dilayani dengan baik oleh orang Spanyol yang kelelahan mengurus tawanan, akhirnya para buduk dibunuh dengan cara dipenggal kepalanya.
- Agama Dalam Pelayaran Colombus
Berdasarkan agama dan kebudayaan Amerika, pada tahun 1493, pendeta Katolik ikut dengan pelayaran Colombus. Pada tahun 1501, Colombus menulis kitab nubuat yang bertujuan untuk mengubah wilayah Spanyol menjadi Katolik.
Namun, pendeta tidak pernah mendapatkan perlakuan secara khusus dari Colombus. Sedangkan Spanyol menggunakan agama agar dapat mengendalikan wilayah.
Itulah ulasan mengenai beberapa peristiwa yang dihadapi oleh Christoper Colombus selama melaksanakan pelayaran ke berbagai daerah yang memakan banyak korban jiwa akibat perkelahian atau pertumpahan darah dan keadaan kapal yang tidak memiliki sanitasi sehingga menimbulkan banyak penyakit.